di bawah ini saya ambil dari salah satu blog natrekk.multiply.com/journal/item/60
yang isinya :

Oleh : Kesha Andrea

Semalam, jam 23.00, saya dengar di Radio El Shinta, sedang mewawancarai seorang pakar/ahli cuaca, pak Hendro P, yang saya akui akurat ramalannya karena berdasarkan data-data dari satelit. Tetapi ketika ditanya tentang air pasang/surut besar, beliau hanya menjawab bulan purnama, terus ditanya kapan lagi, jawabannya sangat tidak memuaskan saya.

Sebagai orang China yang tinggal di pinggir laut, semasih masih kecil (umur 7 tahun sampai umur 15 tahun), saya dulu sangat memperhatikan dan diajarkan menghitung air pasang besar/surut berdasarkan kalender China, karena itu adalah "my berenang days, my fishing days, cari2 mussels" hahaha.... jadi selalu mempelototin tanggalan.


Cara menghitung air pasang besar (ingat pelajaran SD; pasang surut air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan):

Dari Kalender China (Kalender China menggunakan sistem matahari dan bulan), air pasang/surut besar adalah setiap tanggal 13-18 (bulannya besar/purnama) dan tanggal 29-3 (bulan mati/bulan sabit). Air pasang, istilahnya air mulai dorong jam 2-3 pagi/sore, mencapai peaknya tertingginya jam 5-6 pagi/sore (sama saja jam pasang/surut di pagi/sore hari). Air surut, ada di peaknya (surut jauh) di jam 11-12 siang/malam (sama saja jamnya).

Sedangkan untuk pasang tertinggi setiap bulan ada di tanggal 18 dan tanggal 3, itu merupakan tertinggi ---> kalo ini, aku selalu memperhatikan batas garis air di tiang-tiang jembatan dan menghitung anak tangga yang tergenang.

Diluar tanggal 13 - 18 dan 29 - 3, air laut dinamakan air KONDA, yaitu suatu kondisi dimana air tidak pasang dan tidak surut, air konda di bagi 2, konda besar dan konda kecil (aku paling benci air konda, apalagi kalo konda kecil, laut serba tanggung, mau mancing, ikan besarnya ngga ada yang lewat, mau berenang airnya kurang, mau cari seashell airnya masih ada, yang akhirnya aku cuma bengong2 aja di jembatan/dermaga sepanjang 1 km milik kakek aku...)

Bisa juga melihat kalendar Arab yang berdasarkan sistem bulan, karena tanggalan China dan Arab hampir sama tanggalnya, hanya kalo dibanding sama kalendar China yang di mixed sama kalendar matahari (sungguh rumit ya...), kalendar Arab selalu menuju maju bila di bandingkan dengan kalendar internasional (lihat Hari Lebarannya), beda dengan kalendar China, yang Lebaran/Imleknya hanya disekitar Januari atau Februari.

Jadi di musim banjir begini sebenarnya bisa memperkirakan kapan saatnya pintu air yang menuju ke laut itu boleh dibuka atau tidak boleh dibuka, mengingat dataran jakarta sebagian besar ada dibawah permukaan laut.

Kalau tidak salah, banjir besar 2002, juga bertepatan dengan bulan Purnama.

Oh ya... nanti tanggal 18 Februari 2007 adalah hari Imlek, hari Raya Musim Semi, artinya tanggal 1 Imlek, bulan mati, artinya air pasang tinggi... semoga ngga hujan deras dan bikin banjir seperti sekarang ini...


semoga dapat membantu..